Pada waktu itu koneksi internet masih dikuasai oleh dial up telkom. Memang ada sih, jenis yang lain tapi hanya ada dikota besar sedangkan yang dikota kecil belum ada. itupun biaya bulanan mencapai jutaan rupiah pantas saja hanya travel agent besar yang mampu berlangganan.
Saya pernah diminta saran oleh teman saya yang punya usaha travel agent di kota kecil jawa timur mengenai biaya internetnya yang mencapai Rp. 2 juta / bulan. Apa tidak ada yang lebih ringan?. Koneksi internet yang dipakai adalah dia up telkom. Biaya segitu memang wajar pada saat itu tapi mutu koneksi yang didapat susah masuknya dan sering putus sendiri. Memang sih, infrastruktur yang ada memang tidak selancar yang dikota besar.
Setelah saya tanya sana sini saya temukan koneksi internet lainnya. Saya coba membeli FWP CDMA. FWP berwujud telepon rumah yang ada antena kecilnya tapi hanya bisa memakai kartu CDMA. Seingat saya tidak ada merknya tapi pakai chipset quallcomm buatan cina. Harganya saya beli masih Rp. 1,4 juta. Contoh gambarnya kayak begini :
Langsung saja saya pasang kartu FREN. Yang saya tahu pada saat itu biaya internetnya fren mencapai Rp. 5/kb dan bisa diakses di kota-kota kecil asal ada sinyal. Untuk meminimalisir biaya penggunaan internet saya larang keras penggunaan internet selain hanya untuk reservasi tiket. Kebetulan sekali system rservasi yang ada masih berbasis text sederhana tidak seperti sekarang ini yang berbasis web.
Setelah dicoba menggunakan isi ulang pulsa biasa biayanya turun drastis. Dari Rp. 2 juta/bulan turun menjadi Rp. 400 ribu/bulan. Itupun kita bisa panceng terus berjam-jam karena tidak berbasiskan waktu. Langsung saya jadi pahlawan pada waktu itu he..he..he..
2 komentar:
wow sungguh berita yg bagus kawan..ane baru tahu jenis2x internet lama kayak gitu ya!
He3x iya mas.., koneksi internet 5-7 tahun yang lalu memang begitu kondisinya. Thanks mas.., commentnya
Posting Komentar